Wednesday 15 June 2011

Batatamba-3



...... Penggunaan ukiran kaligrafi yang menggantikan simbol penolak bala; wafak yangbertuliskan Ayat-ayat Al-Qur'an atau Yassin untuk penghalat (pembatas) agar terhindar dari gangguan mahkluk gaib, mengarak Kitab Bukhari untuk menolak bala dan sebagainya......
Sehinga terjadi perpaduan antar unsur-unsur budaya dan kepercayaan yang dianut oleh Masyarakat Banjar sebelum Agama Islam datang denganunsur-unsur Islam dalam ritual "batatamba" dimaksud.
Wajar apabila dalam prosesi batatamba masih didapati lagi unsur dan pengaruh dari kepercayaan nenek moyang (animisme dan dinamisme), pengaruh kepercayaan dan ajaran Agama Hindu-Budha, yang perlu disikapi secara bijaksana.
Agar tidak terjadi penyimpangan dan benturan antara Islam dan Budya. Karena pada prinsipnya, Agama adalaha sesuatu yang final, universal, abadi dan tidak menggenal perubahan (absolut), sedangkan Kebudayaan adalah bersifat partikuler, relatif dan temporer.
Agama tanpa Kebudayaan memang dapat berkembang sebagai Agama pribadi, tetapi tanpa Kebudayaan, Agama sebagai Kolektivitas tidak akan mendapat tempat.

Semoga Blog Copas Artikel ini bermanfaat untuk anda semua, dan terimakasih telah berkunjung ke blog ini. Wassallam.





Kembali ke Halaman Pertama.

Kembali ke Halaman Kedua.







Sumber;
Mimbar Opini-BPost No.14299.
Zulfa Jamalie Pengurus Lembaga Kajian Islam, Sejarah, dan Budaya Banjar.

Photobucket Photobucket

Site Search