Thursday 12 January 2012

Sekilas Info Sejarah Banjarmasin

Perahu Tambangan


Sekilas Peran Banjarmasin dimasa Lalu

Kehidupan di Kota Banjarmasin memang tidak terpisahkan dari Sungai Barito dan beserta anak-anak sungainya. Sejah dahulu Banjarmasin memegang peranan strategis dalam lalu lintas perdagangan antar pulau, karena terletak di pertemuan antara Sungai Barito dan Sungai Martapura yang luas dan dalam. Terletak 22 km dari laut Jawa, sungai – sungai tersebut tentunya dapat dilayari kapal besar sehingga kapal-kapal Samudera dapat merapat hingga Kota Banjarmasin.

Pelabuhan Banjar Raya
Pada zaman Belanda, Banjarmasin menjadi pelabuhan masuk dan keluar bagi seluruh daerah aliran Sungai Barito dan merupakan pelabuhan transito untuk kapal – kapal yang datang dari Singapura dan Jawa, ke pantai timur Kalimantan. Barang-barang hasil hutan seperti rotan, damar, kapur barus, karet, telur itik, buah-buahan, barang anyaman rotan, serta batu-batuan permata dan berlian. Barang yang masuk dari Jawa dan Singapura terdiri dari beras, ikan asin, barang-barang pecah belah, minyak tanah, garam, besi dan lain-lain.

Sedangkan industri yang berkembang milik warga Eropa yang berdiri di Banjarmasin pada waktu itu terdiri dari Pabrik Es, galangan kapal kecil milik Borneo Industri Mij dan Perdagangan yang dikelola oleh Borneo Soernatra Handel Mij, Heiinnenman & Co, dan Kantor Cabang dari Javasche Bank en Factorij.

Pada masa itu, Banjarmasin mempunyai pelayaran yang teratur dan langsung dengan sampit, Kotabaru, Samarinda, Martapura, Marabahan, Negara, Amuntai, Buntok, Muara Teweh dan Kuala Kapuas serta di luar Kalimantan dengan Surabaya dan Singapura.

Keraton (Dalem) Martapura

Mesji Tempo Dulu

Asal Mula Nama Kota Banjarmasin

Asal mula nama Kota Banjarmasin berasal dari sejarah panjang Kota Banjarmasin. Pada saat itu dikenal nama Istilah Banjarmasih. Sebutan ini diambil dari nama salah seoarang Patih yang sangat berjasa dalam pendirian Kerajaan Banjar, yaitu Patih Masih, yang berasal dari Desa Oloh Masih yang dalam bahasa Ngaju berarti Orang Melayu atau Kampung Orang Melayu. Desa Oloh Masih inilah yang kemudian menjadi Kampung Banjarmasih.

Patih Masih bersama dengan beberapa Patih lainnya sepakat mengangkat Pangeran Samudera mejadi Raja. Pangeran Semudera ini adalah seorang Putera Kerajaan Daha yang terbuang dan mengasingkan diri di desa Oloh Masih. Sejak itu terbentuklah kerajaan Banjar. Pangeran Samudera kemudian menaklukkan Muara Bahan dan kerajaan kecil lainnya serta jalur-jalur sungai sebagai pusat perdagangan pada waktu itu.

Kemajuan kerajaan Banjar ini tentu saja mengusik kekuasaan Pangeran Tumenggung, Raja Daha yang juga Paman dari Pangeran Samudera. Sehingga terjadi penyerbuan oleh Daha. Peperangan yang berlarut-larut menyebabkan Pangeran Samudera terdesak, dan meminta Kerajaan Demak yang merupakan kerajaan Islam pertama dan terbesar di Nusantara. Demak bersedia membantu kerajaan Banjar, dengan syarat raja dan rakyatnya masuk Islam. Pengeran Samudera setuju dan tentara Demak datang bersama Khatib Dayan yang kemudian mengislamkan rakyat Banjar. Sejak itu Pangeran Samudera berganti nama menjadi Sultan Suriansyah.

Dengan bantuan Demak, Banjar menyerbu Daha dan mengalahkannya. Peristiwa itu terjadi pada tanggal 24 Desember 1526, sehingga tanggal tersebut dijadikan sebagai :

  1. Hari kemenangan Pangeran Samudera, dan cikal bakal Kerajaan Islam Banjar.
  2. Penyerahan kerajaan Daha kepada kerajaan Banjar.
  3. Hari Jadi Kota Bandjarmasih sebagai ibukota kerajaan baru yang menguasai sungai dan daratan Kalimantan Selatan.

Sampai dengan tahun 1664 surat-surat dari Belanda ke Indonesia untuk kerajaan Banjarmasin masih menyebut Kerajaan Banjarmasin dalam ucapan Belanda “Bandzermash”. Setelah tahun 1664 sebutan itu berubah menjadi Bandjarmassin, dan pertengahan abad 19, sejak jaman jepang kembali disebut Bandjarmasin atau dalam ejaan baru bahas Indonesia menjadi Banjarmasin.
(sumber : Buku Profil Kota Banjarmasin Tahun 2008)
Reply Post: Wisata Banjarmasin

Photobucket Photobucket

Site Search