Pasar Terapung (Floating Market) Banjarmasin

Pasar Terapung adalah Objek Wisata Unggulan Kota Banjarmasin yang telah terkenal ke seluruh Indonesia bahkan hingga mancanegara. Pasar Terapung sudah ada sejak dahulu, sejak masa perdagangan masih menggunakan sistem barter hingga sekarang...More

Wisata Sungai Banjarmasin

Kota Banjarmasin juga dikenal sebagai Kota Seribu Sungai, jadi rasanya tak lengkap bagi anda jika tidak menjelajahi sungai di Banjarmasin. Dengan melakukan Tour wisata keliling kota melalui sungai, anda bisa mengenal lebih dekat lagi budaya sungai masyarakat banjar...More

Sekilas Info Seni Budaya Banjarmasin

Budaya dan tradisi orang Banjar adalah hasil asimilasi selama berabad-abad. Budaya tersebut dipengaruhi oleh kepercayaan Islam yang dibawa oleh pedagangArab dan Persia. Budaya Banjar dapat dilihat dari kehidupan sehari-hari masyarakat Banjar khususnya...More

Mesjid Sultan Suriansyah

Sejarah Kota Banjarmasin tidak akan bisa dipisahkan dari Sultan Suriansyah, pendiri dan raja pertama kerajaan Banjar. Sultan Suriansyah merupakan raja Kerajaan Banjar pertama yang memeluk agama Islam. Salah satu bukti peninggalannnya adalah Masjid Sultan Suriansyah...More

Mesjid Raya Sabilal Muhtadin Banjarmasin

Masjid ini terletak di tengah Kota Banjarmasin. Nama ”Sabilal Muhtadin” merupakan nama penghargaan terhadap ulama besar Syekh Muhammad Arsyad Al-Banjary (1710-1812) yang selama hidupnya memperdalam dan mengembangkan Islam di Kerajaan Banjar...More

Wednesday 15 June 2011

Batatamba-3



...... Penggunaan ukiran kaligrafi yang menggantikan simbol penolak bala; wafak yangbertuliskan Ayat-ayat Al-Qur'an atau Yassin untuk penghalat (pembatas) agar terhindar dari gangguan mahkluk gaib, mengarak Kitab Bukhari untuk menolak bala dan sebagainya......
Sehinga terjadi perpaduan antar unsur-unsur budaya dan kepercayaan yang dianut oleh Masyarakat Banjar sebelum Agama Islam datang denganunsur-unsur Islam dalam ritual "batatamba" dimaksud.
Wajar apabila dalam prosesi batatamba masih didapati lagi unsur dan pengaruh dari kepercayaan nenek moyang (animisme dan dinamisme), pengaruh kepercayaan dan ajaran Agama Hindu-Budha, yang perlu disikapi secara bijaksana.
Agar tidak terjadi penyimpangan dan benturan antara Islam dan Budya. Karena pada prinsipnya, Agama adalaha sesuatu yang final, universal, abadi dan tidak menggenal perubahan (absolut), sedangkan Kebudayaan adalah bersifat partikuler, relatif dan temporer.
Agama tanpa Kebudayaan memang dapat berkembang sebagai Agama pribadi, tetapi tanpa Kebudayaan, Agama sebagai Kolektivitas tidak akan mendapat tempat.

Semoga Blog Copas Artikel ini bermanfaat untuk anda semua, dan terimakasih telah berkunjung ke blog ini. Wassallam.





Kembali ke Halaman Pertama.

Kembali ke Halaman Kedua.







Sumber;
Mimbar Opini-BPost No.14299.
Zulfa Jamalie Pengurus Lembaga Kajian Islam, Sejarah, dan Budaya Banjar.
ReadMore

Monday 13 June 2011

Berburu Solar


Bahan Bakar Minyak (BBM) jenis Solar dalam beberapa pekan terakhir menjadi barang yang langka, kalaupun ada untuk mendapatkannya harus "antre" berjam-jam di SPBU. Sudah menjadi pemandangan yang biasa adanya antrean kendaraan di SPBU, apakah itu antrean kendaraan untuk mendapatkan premium maupun solar. Kebetulan saat ini yang sedang "diburu" solar bersubsidi.
Sejumlah pihak menduga, kelangkaan solar itu terjadi karena adanya "oknum" yang menyelewengkan solar ber subsidi untuk sektor industri.
Memang secara ekonomis, orang akan membeli solar ber subsidi yang harganya lebih murah dibandingkan solar non subsidi, walapun harus antre berjam-jam.



Memang ironis, dsatu sisi pihak yang berwenang dalam hal ini "Pertamina" menyatakan pasokanya "cukup" untuk memenuhi kebutuhan tiap hari memasok solar ber subsidi sebanyak 650 kilo liter. Namun faktanya jatah tersebut tak mencukupi. Terbukti dengan banyaknya kendaraan yang antre di SPBU untuk mendapatkan solar.
Untuk itulah, Pertamina bersama Tim Satgas dan Pemerintah Daerah perlu duduk satu meja kembali untuk menyamakan persepsi mengatasi kelangkaan solar di daerah ini (Kal-Sel).

pimp myspace


Pertamina tak bisa tutup mata dengan fakta yang ada. Tim Satgas yang dibentuk bersama Pemerintah Daerah dan Aparat terkait harus kerja ekstra untuk mengungkap langkanya solar ber subsidi tersebut.


Tindak "Oknum" yang "Melangsir" dan "Menimbun Solar" bersubsidi. Memang ada satu-dua oknum yang tertangkap basah, mereka itu perlu diberikan "hukuman yang berat", agar memberikan efek jera terhadap yang lainya.
Pemerintah Pusat perlu merumuskan kembali formula yang tepat menyangkut BBM bersubsidi, jangan sapai niat baik untuk membantu masyarakat kecil juatru dimanfaatkan oleh oknum tertentu untuk meraup keuntungan.
Alangkah baiknya dan harapan saya mungkin juga sama dengan harapan masyarakat Indonesia yang lainya "kebijakan pemebrian subsidi BBM itu ditinjau kembali". Sebab adanya disparitas harga justru memicu "tindak penyelewengan".


Terimakasih telah berkunjung ke Blog Fitz Freedom, semoga Opini ini ada manfaatnya untuk kita semua.





Sumber:
Mimbar Opini Tajuk BPost No.14287.
Diedit oleh Fitz Freedom.
ReadMore

Batatamba-2

Secara tekhnis, "tawar magis" seorang "penanamba" biasanya disalurkan melalui kekuatan supra-natural dengan bacaan, berupa do'a ataupun mantera. Tulisan dan simbol untuk menolak bala, misalnya "jimat", "tanda cacak burung", "motif daun jaruju dan banaspati (kala)" ; air penawar yang dinumkan, dimandikan (bamandi-mandi), dibasuhkan kewajah atau dipercikan.


Atau dengan menggunakan benda-benda tertentu yang diyakini mengandung kekuatan dan ditakuti makhluk gaib, misalnya kain berwarna kuning, (kain sarigading), cermin, sisir, pisau kecil, rumput jaringau dan sebagainya.





Disinyalir bahwa ritual "batatamba" dipengerahui oleh kepercayaan orang Banjar yang berhubungan dengan pemaknaan mereka atas alam lingjkungan sekitarnya. Karena itu, apabila tidak berizin (pamit) dan kemudian tertimpa musibah atau sakit (kapuhunan), maka sakitnya itu disebabnya oleh pengaruh makhluk gaib dimaksud. Kapercayaan ini kemudian ber akulturasi seiring dengan datangnya agama Islam.
Dialektika atau Akulturasi tersebut juga menyentuh laku "batatamba". Apabila sebelum Agama Islam datang untuk ritual pengobatan tersebut dibacakan mantera, maka kemudian ia berubah dan dibacakan do'a sebagai penggantinya atau ditambahkan kalimat Syahadat pada akhir mantera.

Penggunaan ukiran kaligrafi yang menggantikan simbol penolak bala; wafak yang bertuliskan ayat-ayat Al-Qur'an atau Yassin untuk penghalat (pembatas) agar terhindar dari gangguan makhluk gaib, mengarak Kitab Bukhari untuk menolak bala dan sebagainya.


Baca selanjunya yaaa...??







Sumber;
Mimbar Opini-BPost No.14299.
Zulfa Jamalie Pengurus Lembaga Kajian Islam, Sejarah, dan Budaya Banjar.
ReadMore

Sunday 12 June 2011

Masjid Raya Sabilal Muhtadin

Masjid Raya Sabilal Muhtadin Banjarmasin yang berdiri di atas lahan Pulau Tatas di era pemerintahan Gubernur Soebarjo (alm) dengan Ir . HM Said sebagai kepala proyek pembangunannya, kini semakin berbenah.

Ini setelah direnovasi total di era pemerintahan Gubernur Rudi Arifin. Sebuah event nasional Tilawatil Quran (STQ) digelar dan dipusatkan di tempat ini.

Sebuah kebanggaan masyarakat Kalimantan Selatan, dan juriat leluhur ulama terkenal Muhammad Arsyad Al Banjari (pengarang Kitab Sabilal Muhtadin yang diabadikan sebagai nama masjid ini).

Fasilitasnya semakin memadai, sudah sepatutnya dipikirkan untuk menjadi sebuah pusat peradaban Islam yang biasa disebut dengan Islamic Centre, pusat pengkajian dan pengembangan ke-Islaman di daerah ini.

Sebagai warga Kalimantan Selatan yang dikenal agamis, patut berkaca dari pengalaman pemerintah DKI Jakarta di era kepemimpinan Gubernur Soetiyoso yang sejak tahun 2002 menggagas berdirinya Jakarta Islamic Centre (JIC) di ex lokalisasi Kramat Tunggak Tanjung Priok yang dulunya dikenal sebagai daerah hitam.

Gickr helps you to pimp your myspace
Kini JIC beridiri megah dengan berbagai fasilitas layanan berupa ruang serba guna, ruang ibadah utama dan ruang audio visual.

Sebagai warga masyarakat Banjarmasin yang dikenal dengan Kota Kota Seribu Surau, tentunya kita tidak harus kalah dalam berlomba menuju kebaikan dengan Kota Bekasi di Jawa Barat yang telah memiliki Islamic Centre Bekasi (ICB) dengan Masjid Nurul Iman sebagai pusat/sentral kegiatannya.

Di lokasi ICB ini disamping adanya prasarana ibadah juga berdiri megah sebuah gedung serba guna, asrama yang mampu menampung 500 pengunjung, ruang makan, perpustakaan, plasa, taman dan lahan parkir.

Juga TK Islamic Preschool dan taman bermain.

Kita bisa iri dengan Jakarta yang mempunyai JIC atau dengan Bekasi yang memiliki ICB, namun kita harus lebih iri lagi dengan Kota Hongkong.

Sebuah negara semi liberal dengan mayoritas penduduk penganut agama Budha, mempunyai Islamic Centre Hongkong dengan Kowloon Mosque-nya, yang terletak di jantung kota kawasan Nathan Road 105.

Sebuah bangunan masjid yang sangat megah berlantai tiga dan mampu menampung 2.000 jemaah dengan berbagai fasilitas.

Bila gagasan ini bisa terwujud akan menjadi sangat strategis dan monomental dalam memberikan gambaran tentang perkembangan Islam di Kalimantan Selatan.

Juga bisa menjadi rujukan awal bagi masyarakat Kalimantan Selatan yang sangat gandrung melakukan ziarah ke berbagai daerah, dengan label wisata relegius.

Melalui tempat ini pula yang menyajikan audio visual tempat-tempat ziarah (wali-wali), penziarah dibekali dengan pengenalan awal mengenai tempat-tempat yang akan mereka kunjungi dan sekaligus memberikan bimbingan bagaimana tata-cara ziarah yang sesuai dengan tuntunan agama.

Sebuah pusat pengembangan Islam perlu pula dilengkapi dengan perpustakaan representatif. Perpustakaan merupakan kebutuhan primer dalam khasanah ilmu pengetahuan dan teknologi.

Perpustakaan harus mampu menjadi sumber ilmu dan sumber informasi bagi banyak kalangan dan bahkan perpustakaan juga harus mampu menjadi rujukan bagi pengambilan kebijakan instansi atau birokrasi tertentu.

Lebih dari itu perpustakaan seyogianya tidak hanya menyediakan informasi tertulis berupa buku-buku cetakan, akan tetapi juga harus bisa menyediakan dalam bentuk digital seperti katalog on-line, e-book dan sebagainya.

Pengunjung perpustakaan harus dimanjakan dengan berbagai kemudahan dan fasilitas sehingga akan menjadi seorang pustaka-mania. Insya Allah.

Sebuah Islamic Centre memang harus memerankan berbagai fungsi, baik fungsi takmir (ibadah dan dakwah), fungsi diklat (pelatihan dan kajian berbagai topik), fungsi infokom (penyiaran dakwah Islam dan penerbitan Islami) maupun fungsi pengembangan bisnis berupa diklat bisnis Islami.
Semoga.







Sumber :Penulis, pensiunan PNS Pemprov Kalsel
ReadMore

Saturday 11 June 2011

Batatamba-1



Dalam masyarakat Banjarmasin, "Batatamba" adalah pengobatan alternatif yang dillakukan apabila pengobatan secara Medis sudah dijalankan tapi tidak memberikan hasil yang memuaskan si pasien.

Tesis Bp. Alfani Daud (1997) menyatakan ajaran Islam bukanlah satu-satunya referensi bagi kelakuan religius orang Banjar, begitu pula dengan ritus dan upacara yang dijalankan.
Itulah sebabnya kepercayaan terhadap unsur magis dunia gaib tidak bisa dilepaskan dari keseharian hidup masyarakat Banjar. Misalnya dalam konteks memaknai sakit dan ritual pengobatan yang mesti dilakukan.



Dalam masyarakat Banjar prosesi pengobatan tersebut dinamakan dengan istilah "batatamba. Secara etimologis, batatamba dalam Bahasa Banjar berasal dari kata "tamba" atau "tatamba" yang bermakna obat. "Batatamba" berarti berobat atau berdukun; "menanambai" bermaksud mengobati atau menyembuhkan; dan "penanamba" berarti orang yang memberikan pengobatan.

"Batatamba" memiliki keunikan tersendiri dan "local wisdom" yang terwariskan dari generasi ke generasi. Medianya menggunakan benda-benda tertentu sebagai syarat pengobatan, misalnya "kain sasirangan" yang dililitkan dikepala atau diselimutkan dibadan untuk menyembuhkan sakit "kapingitan" atau sakit panas.

Karena, "batatamba" dalam konteks ini tidak hanya berhubungan dengan sakit yang bersifat medis atau sakit psikologis, tetapi berkaitan pula dengan "sakit megis", yakni sakit yang disebabkan pengaruh unsur, kekuatan, atau entitas gaib.

Oleh karena itu, dalam melakukan pengobatan mereka tidak hanya ber ikhtiar melalui pengobatan modern, tetapi juga mendatangkan orang-orang tertentu yang dipercayai memiliki kemampuan untuk mengobati.Alfani Daud mengklasifikasikan timbulnya penyakit magis yang dipahami masyarakat Banjar dengan penyebabnya antara lain: penyakit magis yang disebabkan gangguan arwah (roh) kerabat dekat yang sudah meninggal dunia.

Kepercayaan terhadap jenis penyakit magis ( selain sakit medis dengan pengobatan modern atau herbal dan sakit psikologis dengan terapi kejiwaan ) memicu persepsi bahwa ia hanya boleh disembuhkan setelah dilakukan "ritual batatamba" dengan bantuan seorang"tabib tradisional" yang memiliki kemampuan memberi "tawar magis".

Dalam stratafikasi masyarakat Banjar, "penanamba" dikelompokan sebagai seorang yang memiliki kemampuan berhubungan dengan "dunia gaib" atau mereka yang memiliki semacam tuah.

Oleh karena itu, dalam masyarakat Banjar, "tabib" atau "penanamba" merupakan tokoh penting dalam ritual pengobatan, karena kemampunya dalam memberikan pertolongan dan pengobatan, baik penyakit yang bersifat fisik maupun mental.

Bagaimana Proses "batatamba"? Selanjutnya silakan klik tautan ini:=> Batamba Bag. 2





Sumber;
Mimbar Opini-BPost No.14299.
Zulfa Jamalie Pengurus Lembaga Kajian Islam, Sejarah, dan Budaya Banjar.
ReadMore

Photobucket Photobucket

Site Search